Skip to main content

Telaah Singkat Jurnal mengenai Ibu Hamil yg Berpuasa di Bulan Ramadhan & Berbahayakah ASI yg Dikeluarkan Ibu Menyusui yg Berpuasa

Telaah Singkat Jurnal mengenai Ibu Hamil yg Berpuasa di Bulan Ramadhan &
Berbahayakah ASI yg Dikeluarkan Ibu Menyusui yg Berpuasa

Bismillah mengurut dada di bulan suci ini ada saja topik2 berulang yg
ramai dibahas, yg bila tidak bijak menyikapinya bisa mengurangi pahala
di bulan suci ini karena lisan dan tulisan yang tidak terjaga. Dari
sepemahaman saya yang masih fakir ilmu agama ini, Islam memberikan
rukshah atau keringanan bagi Ibu hamil dan Ibu menyusui yang tidak
berpuasa dengan alasan syar'i, demi kesehatan dan keselamatan Ibu ybs &
bayi/janin yg dikandungnya.

Tapi ketika dikatakan Islam melarang bahkan mengharamkan Ibu hamil, Ibu
menyusui untuk berpuasa di bulan Ramadhan dengan kondisi bahwa kondisi
kesehatan Ibu hamil, Ibu menyusui, janin , bayinya baik & sehat serta
para Ibu tersebut paham kapan saat berpuasa tidak memaksakan diri dan
terindikasi tidak dibolehkan berpuasa oleh tenaga kesehatan, maka
silahkan dikaji pernyataan pelarangan berpuasa tersebut tidak tepat.

Ada sebuah penelitian tahun 2004 mengenai Ibu hamil yang berpuasa di
bulan Ramadhan dan efeknya pada kehamilannya (baik Ibu hamil ybs) maupun
bayinya , dipublikasikan tahun 2010 yang dapat dijadikan pertimbangan.
Level penelitian ini adalah Cohort study dengan sampel 189 kasus, Ibu
berusia 20-35 tahun dengan BMI baik/normal dan tidak menderita penyakit
kronis.

Beberapa penemuan yang menurut saya menarik adalah :

1. Holy month fasting did not have an effect on three principal indices
(ie weight, height, and head circumference) of pregnancy outcome/Holy
month fasting does not affect birth time weight, height, and head
circumference

Puasa yg dilakukan Ibu hamil di bulan Ramadhan tidak mempengaruhi berat
badan, panjang badan dan lingkar kepala bayi.

2. If input calorie does not change during fasting in healthy women,
weight, fat level, and bodily composition does not change.

Jika pemasukan kalori tidak berubah selama berpuasa yang dilakukan oleh
Ibu hamil yang sehat, maka berat badan, kadar lemak dan komposisi
lainnya dalam tubuh tidak berubah.

3. This study shows the adaptation of the body to different nutritional
status[10]. Kiziltan et al in another study on fasting and non-fasting
pregnant women showed that although calorie input and weight gain in
mothers on fasting is lower than non-fasting ones, but this does not
affect mother's health.

Tubuh Ibu hamil yang berpuasa melakukan adaptasi, walau pemasukan kalori
saat puasa (cenderung) lebih rendah tapi tidak mempengaruhi kesehatan
Ibu hamil yang berpuasa tersebut.

4. It was found out that there is no significant difference between
fasting and non-fasting mothers regarding fetus weight at 30th week of
pregnancy.

Ditemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara Ibu hamil yang
berpuasa dan tidak mengenai berat janin saat di uk minggu ke30.

5. Relative risk of low weight neonates was higher in mothers on fasting
in first trimester as compared to non-fasting cases / relative risk of
low birth weight was 1.5 times in mothers on fasting at first trimester
as compared to non-fasting mothers.

Terdapat resiko BBL/Berat badan lahir bayi rendah lebih besar 1,5x pada
Ibu hamil yang berpuasa di trimester pertama. (so diskusikanlah dengan
tenaga kesehatan untuk Ibu2 yang masih hamil muda/trimester pertama
apalagi bila mual muntah hebat / hyperemesis).

Semoga pembahasan di atas cukup mudah dipahami.

Topik kedua mengenai pertanyaan beberapa Ibu menyusui yang berpuasa yang
khawatir ASI nya berbahaya bagi bayinya, berbagai mitos menyedihkan
seperti ASI nya jadi basi (padahal ASI basi ya bila setelah diperah
tidak mengikuti kaidah penyimpanan yang baik seperti yang saya tulis di
buku ASI saya), atau yang lebih parah lagi dianggap ASI nya menjadi
racun (duh sedihnya saya, ASI : the liquid gold alias cairan emas
dianggap racun).

Mengenai hal ini, yaitu Puasa dan Menyusui sebenarnya sudah lama saya
tulis di New York tahun 2013 :

http://theurbanmama.com/articles/puasa-dan-menyusui.html &

http://theurbanmama.com/ar…/nutrisi-untuk-mama-menyusui.html

Saya quote yang relevan saja mengenai kandungan ASI (catatan: Ibu2
malnutrisi di Afrika sana tetap dianjurkan menyusui sambil ditangani
malnutrisinya lho).

Tubuh Mama sudah dirancang Allah SWT agar siap untuk menyusui sejak di
masa kehamilan. Jadi pasca Mama melahirkan, tubuh Mama punya cadangan
nutrisi yang mencukupi untuk memulai proses menyusui. Mama menyusui
dapat menyusui/menghasilkan ASI walaupun asupan nutrisinya tidak
maksimal. Kenapa? Karena tubuh akan secara efektif menggunakan nutrisi
yang ada di tubuh Mama. Bahkan pada kasus Mama yang malnutrisi, nutrisi
untuk mensintesis ASI diambil dari cadangan nutrisi yang ada pada tubuh
Mama sejak kehamilan.

Jadi secara umum, nutrisi yang dikonsumsi Mama menyusui sangat sedikit
pengaruhnya terhadap produksi dan komposisi ASI.

Sebuah penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2006 mengenai Mama yang
menyusui bayi berusia 2-5 bulan yang melaksanakan puasa di bulan
Ramadhan antara pukul 5 pagi sampai pukul 7.30 malam menemukan bahwa
bayi-bayi yang disusui selama Mamanya berpuasa perkembangannya tidak
terpengaruh, serta kandungan macronutrient ASI seperti karbohidrat,
lemak dan protein juga tidak terpengaruh. Perubahan yang terjadi adalah
pada beberapa kandungan micronutrient ASI yaitu zinc, magnesium dan
potassium mengalami penurunan. Hasil ini juga sejalan dengan hasil
penelitian yang dilaksanakan di sebuah kota di Uni Emirat Arab (UEA),
dimana sampel penelitian adalah Mama menyusui dengan kondisi badan yang
sehat dan penelitian dilakukan selama dan setelah bulan Ramadhan.

Catatan tambahannya bahwa 3 kandungan micronutrient ASI yang mengalami
penurunan ini dibutuhkan bayi dalam jumlah yang kecil, tidak seperti
kandungan macronutrient ASI yang dibutuhkan bayi dalam jumlah yang besar
untuk energy & pertumbuhan.

Penelitian lain yang pernah dilakukan, tidak hanya meneliti kandungan
ASI serta efeknya pada bayi tapi juga meneliti kondisi Mama menyusui.
Sampel penelitian adalah 48 Mama menyusui yang sehat dan juga bayi sehat
berusia 1-6 bulan. Index massa tubuh Mama menyusui tidak berubah secara
signifikan. Do's don'ts nya silahkan buka link nya.

Insya Allah tidak menerima jidal, mari berdiskusi dengan santun.

Selamat berpuasa (paham kok rasa sedihnya ingin ikut berpuasa tapi
karena kondisi kesehatan tidak diperbolehkan berpuasa oleh tenaga
kesehatan –sedang mengalami hal tersebut, masih banyak ibadah2 lain yang
bisa dilakukan, diintensifkan selain puasa), mari tingkatkan amal ibadah
kita di bulan suci Ramadhan ini.
Wallahu'alam bissawab


Sumber:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10206972927987544&set=a.1070999501093.13218.1409280466&type=1&hc_location=ufi

Comments

Popular posts from this blog

The Difference Between LEGO MINDSTORMS EV3 Home Edition (#31313) and LEGO MINDSTORMS Education EV3 (#45544)

http://robotsquare.com/2013/11/25/difference-between-ev3-home-edition-and-education-ev3/ This article covers the difference between the LEGO MINDSTORMS EV3 Home Edition and LEGO MINDSTORMS Education EV3 products. Other articles in the ‘difference between’ series: * The difference and compatibility between EV3 and NXT ( link ) * The difference between NXT Home Edition and NXT Education products ( link ) One robotics platform, two targets The LEGO MINDSTORMS EV3 robotics platform has been developed for two different target audiences. We have home users (children and hobbyists) and educational users (students and teachers). LEGO has designed a base set for each group, as well as several add on sets. There isn’t a clear line between home users and educational users, though. It’s fine to use the Education set at home, and it’s fine to use the Home Edition set at school. This article aims to clarify the differences between the two product lines so you can decide which

Let’s ban PowerPoint in lectures – it makes students more stupid and professors more boring

https://theconversation.com/lets-ban-powerpoint-in-lectures-it-makes-students-more-stupid-and-professors-more-boring-36183 Reading bullet points off a screen doesn't teach anyone anything. Author Bent Meier Sørensen Professor in Philosophy and Business at Copenhagen Business School Disclosure Statement Bent Meier Sørensen does not work for, consult to, own shares in or receive funding from any company or organisation that would benefit from this article, and has no relevant affiliations. The Conversation is funded by CSIRO, Melbourne, Monash, RMIT, UTS, UWA, ACU, ANU, ASB, Baker IDI, Canberra, CDU, Curtin, Deakin, ECU, Flinders, Griffith, the Harry Perkins Institute, JCU, La Trobe, Massey, Murdoch, Newcastle, UQ, QUT, SAHMRI, Swinburne, Sydney, UNDA, UNE, UniSA, UNSW, USC, USQ, UTAS, UWS, VU and Wollongong.

Logic Analyzer with STM32 Boards

https://sysprogs.com/w/how-we-turned-8-popular-stm32-boards-into-powerful-logic-analyzers/ How We Turned 8 Popular STM32 Boards into Powerful Logic Analyzers March 23, 2017 Ivan Shcherbakov The idea of making a “soft logic analyzer” that will run on top of popular prototyping boards has been crossing my mind since we first got acquainted with the STM32 Discovery and Nucleo boards. The STM32 GPIO is blazingly fast and the built-in DMA controller looks powerful enough to handle high bandwidths. So having that in mind, we spent several months perfecting both software and firmware side and here is what we got in the end. Capturing the signals The main challenge when using a microcontroller like STM32 as a core of a logic analyzer is dealing with sampling irregularities. Unlike FPGA-based analyzers, the microcontroller has to share the same resources to load instructions from memory, read/write the program state and capture the external inputs from the G