https://www.tangerangnet.com/2021/02/asyari-usman-gar-itb-jangan-plintat.html
*ALUMNI ITB BENAR BENAR TERCEMAR OLEH ULAH SEGELINTIR ALUMNI BUZZER YANG TERGABUNG DALAM GAR ITB*
*_KENAPA IA ITB DIAM ????_*
*GAR* ITB: *Jangan Plintat-Plintut, Bantah Ini Bantah Itu*
_By Asyari Usman_
Gerakan
Anti Radikal (GAR) Institut Teknologi Bandung (ITB) sekarang mengatakan
bahwa mereka tidak melaporkan Prof Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur
Sipil Negara (KASN) atas dugaan radikalisme. Melainkan terkait
pelanggaran kode etika sebagai pegawai negeri sipil.
*Mulai
mencla-mencle*. Padahal, laporan mereka itu *diproses oleh KASN di
jalur radikalisme. Bukan jalur pelanggaran etika*. Laporan mereka ke
KASN disampaikan kepada Menkominfo *Johnny G Plate sebagai Koordinator
Tim Satgas Radikalisme*. Ini mau kalian bantah? Kurang ‘clear’ apalagi
bahwa kalian melaporkan Pak Din soal radikalisme?
Tidak
usah jauh-jauh. *Nama kelompok Anda saja Gerakan Anti Radikalisme*. Apa
iya kalian mengurusi aparatur negara yang melanggar kode etik dengan
nama organiasi yang menyertakan kata ‘radikalisme’? *GAR ITB, Anda
janganlah plintat-pintut*.
Selain
plintat-plintut, *GAR juga sibuk melepaskan diri dari nama ITB yang
mereka bawa-bawa*. Bantah itu, bantah ini. Sekarang mereka mengatakan
bahwa GAR ITB tidak berada di bawah ITB atau di bawah Ikatan Alumni (IA)
ITB.
Tapi, mengapa sejak awal dibawa-bawa nama ITB? Apa tujuan Anda?
*GAR
ITB terbirit-birit setelah banyak orang, termasuk para pejabat tinggi
pemerintah, menolak labelisasi bahwa Pak Din seorang yang radikal*.
Menko Polhukam Mahfud MD saja menegaskan bahwa Din Syamsuddin tidak
memiliki pandangan radikal.
Selain Mahfud, Prof Azyumardi Azra, pimpinan PBNU dan bahkan Menag Yakut Qoumas pun tak sependapat kalau Pak Din dicap radikal.
Ada
yang agak lucu. Jurubicara GAR ITB Shinta Madesari mengatakan bahwa
Mahfud mungkin belum membaca laporan mereka ke KASN. Kelihatannya, yang
benar adalah *Anda (jubir GAR) dan semua pendukung GAR ITB tidak pernah
membaca riwayat Pak Din Syamsuddin. Asal tuding radikal. Tanpa
mencermati kiprah tokoh dialog antar umat beragama itu*.
Saking
intensifnya Pak Din terlibat dalam dialog panjang antarumat beragama
itu, sampai-sampai banyak orang menyangka beliau orang liberal. Pak Din
berteman dan bermitra dengan banyak tokoh internasional dari agama-agama
besar dunia.
Kalau
semua orang bersaksi bahwa Pak Din bukan orang radikal, *berarti GAR
ITB telah melakukan ujaran kebencian. Sekaligus membuat dan menyebarkan
hoax tentang mantan ketua MUI itu.*
Tentu ini *ada konsekuensi hukum yang harus dipikul oleh GAR ITB*.[]
15 Februari 2021
(Penulis wartawan senior)
Comments
Post a Comment