Skip to main content

SP VS SNP (Con’t 3 – Pengujian normalitas)

https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1128179454310750&id=100013561184666
20/02/2021
 
Kawan2 dari Sabang s/d Merauke,
Subject: SP VS SNP (Con’t 3 – Pengujian normalitas)
Pengujian normalitas merupakan aktivitas sentral dari setiap analisis SP. Yang dimaksud adalah pengujian hipotesis bahwa “sekelompok n buah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal” dengan tingkat signifikansi ALPHA tertentu.
Secara formal, hipotesis H dan alternatifnya adalah sbb.
H: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
A: data BUKAN berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Bagaimana cara mengujinya? Banyak cara! Diantara sekian banyak cara, uji AD (Anderson-Darling) adalah yang paling populer. Ia digunakan secara luas dalam berbagai bidang studi. Sepuluh tahun yang lalu peneliti dari Malaysia (Razali dan Wah) menunjukkan keunggulan uji AD dibandingkan dengan beberapa uji lainnya. Simak artikel mereka yang terbit di Journal of Statistical Modelling and Analytics.
Bagi para praktisi, untuk mempraktikkan penggunaan uji AD, gunakan saja software statistik yang banyak tersedia. Di bawah ini saya berikan 3 buah contoh penggunaan uji tsb dengan bantuan MINITAB berturut-turut untuk n = 10 (small sample size), 30 (moderate sample size) dan 100 (large sample size).
Output nya berupa 3 buah foto yang cantik2 disajikan di lampiran. Pencantuman foto2 seperti itu dalam manuscript Anda akan menambah daya pikat bagi para reviewers dan para pembaca. Pada foto2 itu, di pojok kanan atas, tertera nilai2 berikut: (1) Sample mean, (2) Sample standard deviation, (3) Sample size, (4) AD, dan (5) p-Value.
Foto2 itu beserta legenda (1) – (5) menyajikan informasi sbb.
1. Titik2 data semuanya berada di dalam daerah konfidensi 95%. Artinya, tidak ada outlier
2. Pola umum data mengikuti pola garis lurus. Ini adalah indikasi bahwa H tidak ditolak
3. p-Value lebih besar dari 5%. Ini bermakna H tidak ditolak pada ALPHA 5%
Nah, informasi ini membisikkan kepada kita bahwa hipotesis “data berasal dari populasi yang berdistribusi normal” tsb diatas TIDAK ditolak untuk ALPHA 5%.
Bagi yang memerlukan, berikut ini saya berikan langkah2 mengaktifkan MINITAB untuk menguji H VS A.
1. Masuk ke dalam system MINITAB
2. Ketik dataset yang akan diuji di salah satu kolom yang tersedia. Misalnya kita pilih kolom C1
3. Click “Graph”
4. Click “Probability Plot…”
5. Pilih “Single”. Lalu click OK
6. Ketik C1 di window “Graph variables:”. Lalu click OK
7. Sekejap kemudian, di layar monitor muncul gambar seperti pada lampiran
8. Selesai
Mudah & enjoyable, bukan?
Catatan:
Ingin install MINITAB? Sila googling saja, lalu download. Gratis!
Referensi:
Razali, N., dan Wah, B. (2011). Power comparison of Shaphiro-Wilk, Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, and Anderson-Darling tests. Journal of Statistical Modelling and Analytics, 2, p. 21-33.
Semoga bermanfaat.
Selamat berkarya,
Maman A. Djauhari (Pensiun dari ITB tahun 2009)

 

Comments

Popular posts from this blog

The Difference Between LEGO MINDSTORMS EV3 Home Edition (#31313) and LEGO MINDSTORMS Education EV3 (#45544)

http://robotsquare.com/2013/11/25/difference-between-ev3-home-edition-and-education-ev3/ This article covers the difference between the LEGO MINDSTORMS EV3 Home Edition and LEGO MINDSTORMS Education EV3 products. Other articles in the ‘difference between’ series: * The difference and compatibility between EV3 and NXT ( link ) * The difference between NXT Home Edition and NXT Education products ( link ) One robotics platform, two targets The LEGO MINDSTORMS EV3 robotics platform has been developed for two different target audiences. We have home users (children and hobbyists) and educational users (students and teachers). LEGO has designed a base set for each group, as well as several add on sets. There isn’t a clear line between home users and educational users, though. It’s fine to use the Education set at home, and it’s fine to use the Home Edition set at school. This article aims to clarify the differences between the two product lines so you can decide which

Let’s ban PowerPoint in lectures – it makes students more stupid and professors more boring

https://theconversation.com/lets-ban-powerpoint-in-lectures-it-makes-students-more-stupid-and-professors-more-boring-36183 Reading bullet points off a screen doesn't teach anyone anything. Author Bent Meier Sørensen Professor in Philosophy and Business at Copenhagen Business School Disclosure Statement Bent Meier Sørensen does not work for, consult to, own shares in or receive funding from any company or organisation that would benefit from this article, and has no relevant affiliations. The Conversation is funded by CSIRO, Melbourne, Monash, RMIT, UTS, UWA, ACU, ANU, ASB, Baker IDI, Canberra, CDU, Curtin, Deakin, ECU, Flinders, Griffith, the Harry Perkins Institute, JCU, La Trobe, Massey, Murdoch, Newcastle, UQ, QUT, SAHMRI, Swinburne, Sydney, UNDA, UNE, UniSA, UNSW, USC, USQ, UTAS, UWS, VU and Wollongong.

Logic Analyzer with STM32 Boards

https://sysprogs.com/w/how-we-turned-8-popular-stm32-boards-into-powerful-logic-analyzers/ How We Turned 8 Popular STM32 Boards into Powerful Logic Analyzers March 23, 2017 Ivan Shcherbakov The idea of making a “soft logic analyzer” that will run on top of popular prototyping boards has been crossing my mind since we first got acquainted with the STM32 Discovery and Nucleo boards. The STM32 GPIO is blazingly fast and the built-in DMA controller looks powerful enough to handle high bandwidths. So having that in mind, we spent several months perfecting both software and firmware side and here is what we got in the end. Capturing the signals The main challenge when using a microcontroller like STM32 as a core of a logic analyzer is dealing with sampling irregularities. Unlike FPGA-based analyzers, the microcontroller has to share the same resources to load instructions from memory, read/write the program state and capture the external inputs from the G