Skip to main content

Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Wahhabi dan Syiah

Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Wahhabi dan Syiah

Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Wahhabi yang diwakilkan
terhadap pemahaman Ustadz Yazid Jawaz


http://www.youtube.com/watch?v=hlCdzVo8Ueo
http://www.youtube.com/watch?v=DZdjU2H6hpA

Berikut kutipan transkrip dari video yang pertama

**** awal kutipan ****

Sampai hari ini ditengah-tengah kita masih saja terjadi sesama umat
Islam saling menghujat, saling menyesatkan dan saling mengkafirkan.

Bahkan ironisnya yang sesat dianggap perbedaan biasa, yang perbedaan
biasa dianggap sesat. Terbolak balik.


Hal ini kalau dibiarkan akan menjadi bibit permusuhan dan perpecahan.

Jadi jangan mimpi kita bisa bersaudara kalau kita satu sama lainnya
saling mengkafirkan. Jangan mimpi kalau kita bersaudara kalau kita satu
sama lainnya saling menyesatkan. Mustahil kita bisa bersaudara kalau
antara kita satu sama lainnya saling menghujat, saling menyesatkan,
saling mengkafirkan. Ini musibah bagi umat Islam. Innalillahi wa
inailahi roji'un.

Karena itu saya sangat prihatin terbit sebuah buku dengan judul "Mulia
dengan manhaj salaf". Judulnya bagus betul. Diterbitkan oleh pustaka At
Taqwa, Yang menulis Yazid bin Abdul Qodir.

Kenapa saya prihatin dengan kehadiran buku ini. Kalau kita buka pada bab
yang ketigabelas yaitu bab yang terakhir. Disini penulis menyebutkan
firqoh-firqoh sesat dan menyesatkan. Yang nomor delapan disebutkan
Asy'ariah. Yang nomor sembilan disebut Maturidiyah. Kemudian yang nomor
empat belas atau yang nomor tiga belas Shufiyah, ahli tasawuf. Yang
nomor empat belas Jama'ah Tabligh. Yang nomor lima belas Ikhwanul
Muslimin. Yang nomor tujuh belas Hizbut Tahrir. dan nomor dua puluh
tujuhnya Jaringan Islam Liberal.

Jadi Asy'ariyah, Maturidiyah, ini yang merupakan representatif, mewakili
Ahlussunnah wal Jama'ah dimasukkan dalam satu kelompok dengan kalangan
liberal yang notabene sesat menyesatkan.

Bahkan dengan mudahnya dia katakan Jama'ah Tabligh dan Ikhwanul Muslimin
juga masuk firqoh sesat. Apakah yang semacam ini tidak memecah belah umat ?

Jadi kalau penulis ini ingin menyebarluaskan pahamnya, silahkan itu
urusan dia. Kalau dia meyakini akidah yang dipercayainya merupakan
aqidah yang benar, ttu urusan dia. Kalau dia merasa pendapatnya adalah
pendapat yang paling benar, itu urusan dia. Tapi kalau dia mengkafirkan
kelompok-kelompok umat Islam dari saudara-saudara kaum musliminnya dia
tidak punya hak.

Buku-buku semacam ini memecah belah umat. Kalau pengarang ini merasa
bahwa Wahhabi adalah ajaran yang paling benar, silahkan. Dia menamakan
dirinya pengikut Salafi atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama
istilah Wahhabi. Kalau dia merasa Salafi Wahhabi paling benar, hak dia.
Kalau dia merasa paling suci, hak dia. Kalau dia merasa paling lurus,
hak dia. Tapi dia tidak punya hak untuk sesat menyesatkan, kafir
mengkafirkan sesama umat Islam.

Apalagi umat Islam dari kalangan Asy'ari dan Maturidi yang sudah 1200
tahun lebih secara representatif mewakili Ahlussunnah wal Jama'ah.
Wahhabi baru lahir kemarin, terus ingin mengkafirkan ASy'ari. Memang
selama ini 1000 tahun yang disebut Ahlussunnah itu siapa?

1000 tahun lebih yang disebut Ahlussunnah itu adalah Asy'ari dan
Maturidi. Wahhabi tidak masuk daftar. Baru muncul belakangan, sudah
ingin sesat menyesatkan umat Islam yang tidak sepakat dengan mereka.
Innalillahi wainailahi rojiun.

Anda perlu ketahui kalau kelompok Wahabi merasa akidah yang diajarkan
oleh Imam Ahmad bin Hanbal yang terbaik, itu hak mereka. Tapi mereka
harus tahu bahwa ulama-ulama dari Mazhab Syafi'i dan Maliki, mayoritas
mereka mengikuti akidah Asy'ariah dan ulama-ulama dari mazhab Hanafi,
mayoritas mereka mengikuti akidah Maturidiah.

Jadi kalau mereka mengkafirkan atau menyesatkan Asy'ariah dan Maturidiah
berarti ulama-ulama yang jumlahnya ratusan ribu bahkan juta'an orang
semenjak mazhab-mazhab itu lahir sampai saat ini berarti ulama-ulama
mazhab Syafi'i , Mazhab Maliki, Mazhab Hanafi semuanya sesat, kafir.
Innalillahi wainnailahi roji'un.

Tidak boleh begitu. Kita ingin berikan nasehat kepada penulis buku ini
atau yang menerbitkannya atau yang mendukung daripada penyebarluasannya.
Ittaqullah, takutlah kepada Allah.

Jangan sembarangan mengkafirkan saudara-saudaramu. Tidak boleh kita
sembarangan mengkafirkan Ahli Kiblat. tidak boleh saudara, kita hanya
boleh mengkafirkan yang sudah nyata-nyata kafir.

***** akhir kutipan *****


Tanggapan Habib Muhammad Rizieq Shihab terhadap Syiah

***** awal kutipan *****

Pandangan Anda tentang Syiah di Indonesia?

Kalau yang saya lihat selama ini, hubungan saya baik dengan kawan-kawan
Syiah di Indonesia. Apa yang saya sampaikan ke Anda sekarang ini juga
sudah saya sampaikan kepada mereka. Contohnya kepada Ustad Hassan
Daliel, saya katakan, "Bib (habib—red), kenapa kita bisa jalan bareng?
Karena saya belum pernah mendengar Anda mencaci-maki sahabat. Nah, ini
perlu dijaga. Yang saya dengar kritik antum juga sopan. Tapi kalau suatu
saat saya mengkafirkan Anda dan Anda maki-maki sahabat, kita bisa
musuhan." Ini sebagai gambaran umum dari apa yang saya terima dari
Ustadz Hassan Daliel, Ustadz Othman Shihab, Ustadz Agus Abubakar, Ustadz
Husein Shahab, Ustadz Zein Alhadi, dan banyak lagi ustadz-ustadz Syiah
yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu. Saya belum pernah mendengar
ungkapan jelek dari mulut-mulut mereka. Yang saya tahu mereka adil,
berilmu, berakal, dan beradab. Mudah-mudahan hubungan ini bisa
dipertahankan. Bahkan bukan hanya itu, saya berharap orang-orang seperti
mereka mampu tampil ke depan mendorong orang-orang Syiah yang di bawah
atau junior-junior mereka agar tidak mencaci-maki sahabat nabi. Sebab,
ada satu saja Syiah yang mencaci-maki sahabat, nanti orang-orang Sunni
yang tidak paham akan menggeneralisasi bahwa Syiah memang seperti itu.
Orang awam kan mudah menggeneralisasi. Iran dikenal sebagai negara yang
paling banyak membantu perjuangan Hamas dan rakyat Palestina yang
notabene Sunni.

Apakah kenyataan ini tidak bisa dijadikan momentum persatuan Sunni-Syiah?

Iya, betul itu. Itu hal yang saya sangat catat. Waktu saya ke Iran
kemarin, Khaled Mishal (Ketua Depatemen Politik Hamas—red) baru saja
pulang dari Iran, tempat yang sama dengan yang kita datangi.

Jadi, hubungan Hamas dan Hizbullah yang saling topang dan bantu
seharusnya menjadi potret bagi persatuan umat. Mereka tetap pada
pendapatnya masing-masing. Tapi pada saat mempunyai musuh bersama yang
bernama Israel dan Amerika, kekafiran dan kezaliman, Hamas-Hizbullah
bisa duduk dan jalan bersama. Kita juga bisa melihat hubungan erat
antara Hasan Nasrullah (Sekjen Hizbullah—red) yang Syiah dengan Fathi
Yakan (tokoh Ikhwanul Muslimin di Lebanon) yang Sunni. Bahkan Nasrullah
ngomong secara terbuka bahwa Fathi Yakan-lah yang pantas menggantikan
Siniora. Inilah potret positif yang luar biasa di zaman modern ini.

Di sisi lain, kita juga sedih bagaimana Syiah dan Sunni di Irak begitu
gampang diadu domba. Ini jelas permainan pihak ketiga. Dia (pihak
ketiga—red) meledakkan mesjid Syiah dan menuding Sunni, dan kemudian
meledakkan mesjid Sunni dan menuding Syiah.

Saya berharap kita bisa mengembangkan potret Sunni-Syiah yang pertama.
Potret yang kedua harus dihentikan segera. Sekarang di mana-mana semakin
transparan adu dombanya, seperti di Irak dan Pakistan. Karena Syiah di
Indonesia tidak besar, maka (adu domba itu—red) belum terasa. Tapi di
beberapa tempat adu-domba ini jelas berhasil.

Syiah bukan barang baru di Indonesia. Menurut Sejarahwan, Syiah datang
dari Gujarat dan Persia. Setidaknya budaya Persia cukup dikenal dalam
tradisi keberagamaan di Indonesia. Apakah ini bisa jadi salah satu
faktor pemersatu Sunni-Syiah?

Iya, itu bisa jadi faktor. Tapi, tetap faktor utamanya adalah masalah
jiwa besar dan akhlak yang baik. Orang Syiah yang berilmu dan berakhlak
tidak akan mungkin dari mulutnya keluar caci-maki kepada umat lain.
Tidak ada. Saya kenal ulama-ulama Syiah yang berakhlak dan berilmu.
Tidak ada keluar kata-kata kotor dari mulut mereka. Jadi, bila ada
aktivis-aktivis Syiah yang mengeluarkan kata-kata kotor tentang sahabat,
saya jadi heran, mereka itu ngikutin siapa?

Jadi, semua kembali ke hati, yang gambarannya bisa dilihat dari mulut.
Bila mulutnya sudah penuh umpatan dan caci-maki, pasti hatinya sudah
jelek. Kalau hatinya baik, dia bisa menghargai orang. Dia bisa
mengetahui dan menahan ucapannya yang bisa menyinggung saudaranya. Bila
ingin menyampaikan kebenaran, ia menyampaikannya dengan santun. Bahkan
bila kita berhadapan dengan orang kafir, meski mungkin hatinya
mencaci-maki Islam, yang menyampaikan kritiknya dengan sopan, kita mesti
menjawabnya. Nabi dulu juga berdialog dengan orang musyrik, kafir,
Nasrani, dan Yahudi. Itu contoh bagi kita.

Bagaimana dengan fatwa MUI yang menyesatkan Syiah?

Begini, kita tidak bisa menggeneralisasi semua Syiah sesat atau semua
Syiah tidak sesat. Sebab orang Syiah pun merngakui bahwa di internal
Syiah pun terdapat macam-macam golongan, dan di dalamnya ada pula yang
sesat, yakni yang menuhankan Ali, meyakini Jibril salah menyampaikan
risalah, dan al-Quran yang seharusnya lebih tebal daripada sekarang. Itu
ada dan diakui oleh Syiah mainstream. Dalam hal ini, yang dimaksudkan
dengan fatwa MUI tadi adalah Syiah yang semacam itu.

Yang perlu disadari betul oleh Syiah adalah bahwa Ahlusunah punya sikap
tegas soal sahabat. Bagi Sunni, siapa pun yang mencaci-maki dan apalagi
mengkafirkan sahabat akan dikatakan sesat. Ini kunci.

Oleh karena itu, untuk mengambil jalan tengah, Syiah harus menahan diri
dari mencaci-maki dan mengkafirkan sahabat. Ajaklah Sunni berdialog,
seperti yang dilakukan kelompok Zaidiyah yang masih bagian dari Syiah.
Kenapa Sunni dan Zaidiyah bisa akrab? Bahkan, kitab-kitab Zaidiyah,
seperti Subulus Salâm dan Naylul Awthâr, dipakai di pondok-pondok
(pesantren—red) Sunni.

Jadi, yang dikafirkan MUI tanpa ragu-ragu adalah Syiah yang mengkafirkan
sahabat, yang meyakini al-Quran berubah, atau yang menganggap Ali lebih
afdhal daripada Muhammad. Sekarang tinggal Syiah Indonesia introspeksi
diri, apakah mereka masuk ke dalam ciri-ciri yang disesatkan MUI? Kalau
tidak masuk dalam kelompok tersebut, tidak perlu gerah dengan fatwa itu.
Saya sendiri lebih suka MUI membuka dialog. Hendaknya MUI mengundang
tokoh-tokoh Syiah Indonesia untuk klarifikasi seperti apakah Syiah
mereka itu.

Sekali lagi, saya berpendapat, kita tidak bisa mengeneralisasi Syiah.
Sebab, Syiah itu macam-macam: ada yang moderat, konservatif, ekstrem,
dan bahkan ada yang kafir. Bahkan, Muhammad Jawad Mughniyah (ulama Syiah
Lebanon—red) dalam al-Fiqhu 'ala al-Mazhâhib al-Khamsah mengatakan bahwa
Syiah ghulat adalah kafir. Katanya, gara-gara ghulat, kami, Syiah
Ja'fariyah, yang moderat jadi tertuduh. Waktu di Qum, saya melihat
aparat menggerebek majelis Syiah Alawiyah, yang menuhankan Ali. Artinya,
yang mengkafirkan Syiah ghulat bukan hanya MUI, bahkan ulama Syiah pun
mengkafirkannya. Jadi kita perlu memahami konteks fatwa MUI tersebut.

Bagaimana relasi dengan kelompok Islam lain yang anti-tradisi?

Saya bergaul dengan berbagai macam kelompok. Dengan Ustad Abubakar
Baasyir, saya sudah seperti keluarga. Saya anggap dia itu orang tua dan
kawan. Meskipun orang tahu bahwa kita berdua punya pandangan yang
berbeda tentang tradisi. Beliau orang yang arif. Beliau tetap punya
pendapat dan dalil tetapi tidak menyerang kita. Saya bisa duduk dan
diskusi bersama. Ada urusan umat yang lebih besar daripada sekedar
kebolehan dan keharaman tahlil. Ada prioritas.

Kadang-kadang kita juga bicara tentang persoalan furu', tetapi sifatnya
ringan saja. Misalnya, waktu sama-sama di Lapas Salemba, kita sempat
bicara tentang qunut subuh. Saya qunut karena ikut mazhab Syafi'i.
Beliau tidak pakai qunut. Suatu kali beliau bilang dapat dalil bahwa
Ibnu Abbas juga pakai qunut. Artinya, beliau juga mengkaji tetapi
pembicaraannya ringan dan tetap saling menghormati.

Kenapa bisa demikian? Karena kita bisa berjiwa besar dan berlapang dada.
Kalau mereka tidak menyerang kita, kita juga tidak boleh menyerang
mereka. Kalau sekedar kritik dengan ilmu dan adab, ya…boleh saja dan itu
juga perlu dijawab dengan cara yang serupa.

Tidak bisa kita identikkan tegas dengan ekstrem sehingga membenci segala
macam tradisi. Kalau Salafi mengkritik dengan baik-baik, kita juga akan
menjawabnya dengan baik-baik. Tapi, kalau ada orang-orang yang mudah
memusyrikkan dan mengkafirkan orang-orang yang tawasul dan tabaruk, maka
sesungguhnya mereka tidak bisa membedakan antara kemungkaran yang
disepakati, yang memang harus dilawan dengan tegas, dan bagian-bagian
yang tidak disepakati perihal mungkar tidaknya. Ini adalah persoalan
khilafiyah. Sikap terhadapnya berbeda.

***** akhir kutipan *****


Kami (penulis) hanya menyampaikan dan mengingatkan bahwa kaum Syiah,
khususnya mereka yang membenci para Sahabat dan kaum Wahhabi yang
mengikuti pemahaman Muhummad bin Abdul Wahhab dan Ibnu Taimiyyah adalah
sama – sama korban hasutan atau korban ghazwul fikri dari kaum Zionis
Yahudi.


Tragedi di Darul Hadits Dammaj Yaman adalah contoh nyata akibat hasutan
atau ghazwul fikri yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi

Majalah Dakwah Islam "Cahaya Nabawiy" Edisi no 101, Januari 2012 memuat
topik utama berjudul "SYIAH-WAHABI: Dua seteru abadi" ,

Berikut sedikit kutipannya,

**** awal kutipan ****

"Sebenarnya ada fakta lain yang luput dari pemberitaan media dalam
tragedi itu. Peristiwa itu bermula dari tertangkapnya mata-mata utusan
Darul Hadits oleh orang-orang suku Hutsi yang menganut Syiah. Selama
beberapa lama Darul Hadits memang mengirim mata-mata untuk mengamati
kesaharian warga Syiah. Suku Hutsi merasa kehormatan mereka terusik
dengan keberadaan mata-mat ini. Kehormatan adalah masalah besar bagi
suku-suku di Jazirah Arab. Tak ayal, suku Hutsi pun menyerbu Darul
Hadits sebagai ungkapan amarah mereka. Selama beberapa hari Darul Hadits
dikepung orang-orang Hutsi yang kebanyakan tergabung dalam milisi
pemberontak""Dua warga Indonesia tewas dalam baku tembak, sementara yang
lainnya bersembunyi di kampus. Anehnya, meskipun beberapa kali dibujuk ,
para mahasiswa tetap tak mau dievakuasi pihak kedutaan. Mereka berdalih
bahwa diri mereka sedang berjihad melawan musuh. Doktrin yang ditanamkan
kepada mahasiswa Darul Hadits cukup, sangar yakni, "Jihad terhadap syiah
rafidah al-Houtsi"

***** akhir kutipan *****

Ironis sekali , kedua sekte masing-masing merasa berjihad dan memerangi
sesama manusia yang telah bersyahadat.


Begitupula dengan yang disampaikan oleh ulama-ulama abad 12 Hijriah
sebagai berikut

Ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi
dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah 'ala Dharaih al-Hanabilah ketika
menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, menuliskan
sebagai berikut: Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak
Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan
membantahnya dengan bantahan yang baik berdasarkan ayat-ayat al-Qur'an
dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman
menamakan bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd 'ala
Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman
dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan
serangan besar yang mengerikan terhadap orang-orang yang jauh darinya.
Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan membantahnya, lalu ia
tidak mampu membunuhnya secara terang-terangan, maka ia akan mengirim
orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam
hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh
orang yang menyelisihinya." (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah
'ala Dharaih al-Hanabilah, hal. 275). "

Ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan
sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar
sebagai berikut: "Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab,
kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada
pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras
menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan
tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang
yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan
oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para
ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri
mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H." (Ibn
Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar 'ala al-Durr al-Mukhtar, juz 4, hal. 262).

Ulama madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki,
ulama terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi,
berkata dalam Hasyiyah 'ala Tafsir al-Jalalain sebagai berikut: "Ayat
ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka yang mendistorsi
penafsiran al-Qur'an dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalkan
darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana yang terjadi dewasa ini
pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan
aliran Wahhabiyah, mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu
(manfaat), padahal merekalah orang-orang pendusta." (Hasyiyah al-Shawi
'ala Tafsir al-Jalalain, juz 3, hal. 307).

Begitu pula dapat kita ketahui dari informasi yang disampaikan dalam
tulisan pada
http://www.aswaja-nu.com/2010/01/dialog-syaikh-al-syanqithi-vs-wahhabi_20.html
atau pada
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=220630637981571&set=a.220630511314917.56251.100001039095629


Dari kekejaman mereka telah menjelaskan bahwa mereka bukanlah mengikuti
Salaf yang sholeh karena mereka bertentangan dengan sabda Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam yang artinya, "mencela seorang muslim adalah
kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran". (HR Muslim 97)

Kaum Zionis Yahudi "mengarahkan" kaum Syiah yang membenci para Sahabat,
sebagai "musuh" bagi kaum Zionis Yahudi dengan tujuan sebagai alasan
untuk membunuh kaum muslim.

Kaum Zionis Yahudi "mengarahkan " kaum wahhabi sebagai "sahabat" bagi
kaum Zionis Yahudi dengan tujuan untuk melancarkan atau tidak
menghalangi kaum Zionis Yahudi untuk membunuh kaum muslim.

Amerika yang merupakan sosok representatif dari kaum Zionis Yahudi,
sebagaimana sutradara film Holywood, membutuhkan sosok "musuh" dan
"sahabat" untuk mencitrakan diri mereka sebagai hero, pahlawan bagi
manusia di muka bumi. Istilah orang periklanan, "nggak ada loe nggak rame".

Pengarahan, pengaturan atau "Getting things done through other people"
yang dilakukan oleh Amerika bertujuan untuk melaksacanakan cita-cita
mereka yang dinamakan "The New World Order", NWO, tatanan dunia baru.
Dunia dalam tatanan atau pengaturan Amerika yang dibelakangnya kaum
Zionis Yahudi, sebagai pemimpin manusia di muka bumi.

Dengan penguasaan mereka dalam militer, farmasi dan bidang-bidang
lainnya, mereka merasa berhak menentukan mana manusia yang berhak hidup
maupun mati. Hal ini telah mereka perlihatkan ketika mereka melenyapkan
ras suku Indian dari benua Amerika. Ditengarai Amerika melakukan
pemusnahan masal dan perang biologi melalui penyebaran kuman-kuman dan
penyakit-penyakit terhadap penduduk asli, suku Indian.

Beberapa data yang tertuang dalam The Atlas of the North American
Indian, and the Conspiracy of Pontiac and the Indian War after the
Conquest of Canada, menunjukkan bahwaJenderal Amherts, telah
"menyetujui" pendistribusian selimut dan sapu tangan yang telah
terkontaminasi bibit cacar untuk digunakan sebagai alat perang wabah
penyakit terhadap Indian Amerika. Bahkan ada bukti tertulis berupa surat
yang ditulis sendiri oleh Jeffrey Amherst. Dalam suratnya kepada Kolonel
Henry Bouquet, Komandan angkatan bersenjata Inggris, Jenderal Amherts
bertanya : "Tidak bisakah diatur suatu cara bagi pengiriman bibit campak
kepada suku-suku Indian yang tidak menyenangkan itu? Dalam hal ini kita
harus menggunakan berbagai strategi untuk dapat mengurangi jumlah
mereka." Bouquet menjawab, "Saya akan mencoba untuk menularkan penyakit
tersebut kepada mereka melalui selimut-selimut yang akan jatuh ke tangan
mereka dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak ikut tertular.".

Bagi kaum Zionis, manusia yang paling pandai atau paling unggul adalah
Tuhan dan berhak memimpin serta mengatur kehidupan seluruh manusia di
muka bumi. Bagi mereka Tuhan kaum beragama hanyalah persepsi akal
manusia belaka. Naudzubillah min zalik.

Penguasa negeri kaum Wahhabi, kaum beragama yakni penguasa kerajaan
dinasti Saudi pada hakikatnya membantu secara tidak langsung Amerika
yang dibelakangnya kaum Zionis Yahudi untuk membeli peluru-peluru untuk
membunuh kaum muslim diperbagai belahan dunia. Bantuan tersebut didapati
dari hasil pertambangan negara pemerintahan kerajaan dinasti Saudi.
Bantuan-bantuan lainnya diperoleh Amerika dari penguasa-penguasa negeri
yang muslim lainnya seperti dari penguasa negara kita sendiri yang
diperoleh dari hasil tambang minyak bumi dan tamban-tambang lain seperti
di freeport dll.

Salah satu tanda akhir zaman adalah sebagaimana yang disampaikan hadits
berikut

Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata: "Pada satu ketika dibawa ke hadapan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sepotong emas. Emas itu adalah
emas zakat yang pertama sekali dibawa oleh Bani Sulaim dari pertambangan
mereka. Maka sahabat berkata: "Hai Rasulullah! Emas ini adalah hasil
dari tambang kita". Lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab,
"Nanti kamu akan dapati banyak tambang-tambang, dan yang akan
menguasainya adalah orang-orang jahat. (HR. Baihaqi)

Diriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam bersabda: "Demi Allah, kalian tidak akan masuk surga hingga
kalian beriman. Belum sempurna keimanan kalian hingga kalian saling
mencintai." (HR Muslim)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan melihat
orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi
bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit,
maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan
sakitnya)." (HR Bukhari 5552) (HR Muslim 4685)

Ketika kaum muslim di suatu negara diperangi oleh kaum Zionis Yahudi
maka sebaiknya semua penguasa negeri yang mengaku muslim merasakan
sebagai keadaan perang juga sehingga dapat menghentikan segala bentuk
kerjasama yang dapat memberikan kekuatan finansial bagi kaum Zionis Yahudi.

Kaum Zionis Yahudi "mengarahkan" Osama bin Laden dengan peristiwa WTC 11
September menjadikan alasan bagi kaum Zionis Yahudi untuk melakukan
penyerangan dan penjajahan terselubung terhadap Irak, Afghanistan dll
dengan alasan menumpas terorisme dan dengan alasan tersebut mereka dapat
membunuh kaum muslim di Irak dan Afghanistan baik dengan tangan mereka
langsung atau melalui tangan kaum muslim yang berselisih yang pada
hakikatnya karena termakan hasutan kaum Zionis Yahudi.

Kaum Zionis Yahudi diduga ''mengarahkan" tragedi bom bali, menjadikan
alasan untuk membentuk densus 88 (rakyat Indonesia) sehingga mereka
melakukan pembunuhan terhadap beberapa orang muslim (rakyat Indonesia)
tanpa memandang hak-hak mereka dengan alasan menumpas terorisme.

Begitupula tragedi di Somalia sebagaimana yang telah disampaikan dalam
tulisan pada
http://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/08/29/belajar-dari-somalia/
maupun di Palestina, Irak, Afghanistan dan di Suriah pada akhir-akhir
ini pada hakikatnya adalah akibat hasutan atau ghazwul fikri (perang
pemahaman) dari kaum Zionis Yahudi.

Insyaallah tragedi tersebut tidak akan terjadi, jika mereka mau
menjalankan tasawuf dengan minimal mengingat perkataan Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, "jika kamu tidak melihat-Nya maka
sesungguhnya Dia melihatmu.' (HR Muslim 11)

Jika berkeyakinan selalu diawasi/dilihat oleh Allah Azza wa Jalla maka
tentulah tidak akan membunuh manusia yang telah bersayahadat walaupun
berbeda pemahamannya.

Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang untuk membunuh
manusia yang baru saja bersyahadat apalagi membunuh manusia yang telah
bersyahadat, muslim yang taat, taat mengerjakan sholat, zakat, puasa,
bahkan telah melaksanakan ibadah haji, mereka melaksakan
kewajiban-kewajiban yang ditetapkan Allah, menjauhi hal-hal yang
diharamkan-Nya, menyebarkan dakwah, mendirikan masjid, dan menegakkan
syi'ar-syi'ar-Nya

Rasulullah lalu bertanya: 'Kenapa kamu membunuh orang yang telah
mengucapkan Laa Ilaaha Illaahu? ' Aku menjawab, Wahai Rasulullah!
Sesungguhnya lelaki itu mengucap demikian karena takutkan ayunan pedang.
Rasulullah bertanya lagi: Sudahkah kamu membelah dadanya sehingga kamu
tahu dia benar-benar mengucapkan Kalimah Syahadat atau tidak? Rasulullah
terus mengulangi pertanyaan itu kepadaku hingga menyebabkan aku
berandai-andai bahwa aku baru masuk Islam saat itu. (HR Muslim 140)

Dia berkata, 'Dan kami saat itu diberitahukan peristiwa Usamah bin Zaid,
yang mana ketika dia telah mengangkat pedangnya, tiba-tiba orang musyrik
itu mengucap, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah',
namun dia tetap saja membunuhnya. Maka Basyir pun mendatangi Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengadukan dan menanyakan hal itu
kepada beliau. Dia menceritakannya kepada beliau dan apa yang diperbuat
oleh lelaki tadi. Maka beliau pun memanggil Usamah dan menanyainya,
'Kenapa kamu membunuhnya? ' Dia menjawab, 'Wahai Rasulullah, dia telah
melukai kaum muslimin, dia telah membunuh si fulan dan si fulan, dan dia
menyebutkan sebuah nama kepadanya, dan sungguh telah menyimpan dendam
terhadapnya, namun ketika dia melihat pedangku ini, dia mengucap, 'Tidak
ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah'. Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya lagi: 'Apakah kamu yang telah membunuhnya? '
Dia menjawabnya, 'Ya.' Beliau bertanya lagi: 'Lalu apa yang hendak kamu
perbuat dengan kalimat, 'Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali
Allah', jika di hari kiamat kelak ia datang (untuk minta pertanggung
jawaban) pada hari kiamat nanti? ' (HR Muslim 142)

Tulisan ini kami sampaikan tidaklah untuk menumbuhkan rasa kebencian
atau bahkan rasa takut atau rasa khawatir dan bersedih hati terhadap
Amerika atau kaum Zionis Yahudi.

Apapun yang telah terjadi terhadap Amerika, kaum Zionis Yahudi, kaum
syiah yang membenci para Sahabat ataupun kaum Wahhabi adalah dalam
pengaturan Allah Azza wa Jalla. Kita kaum muslim sebaiknya menghadapi
segala pengaturan Allah Azza wa Jalla dengan sikap dan perbuatan yang
dicintaiNya.


Sebaiknya jangan takut dan bersedih hati dengan pengaturan "sutradara
Holywood" karena Allah Azza wa Jalla, Pencipta alam semesta Yang Maha
Kuasa lagi Maha Pengatur.


Firman Allah Azza wa Jalla, Hasbunallah wani'mal wakil , "Cukuplah Allah
sebagai penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar"
(QS Ali `Imran [3]: 173)

Wassalam

Comments

Popular posts from this blog

The Difference Between LEGO MINDSTORMS EV3 Home Edition (#31313) and LEGO MINDSTORMS Education EV3 (#45544)

http://robotsquare.com/2013/11/25/difference-between-ev3-home-edition-and-education-ev3/ This article covers the difference between the LEGO MINDSTORMS EV3 Home Edition and LEGO MINDSTORMS Education EV3 products. Other articles in the ‘difference between’ series: * The difference and compatibility between EV3 and NXT ( link ) * The difference between NXT Home Edition and NXT Education products ( link ) One robotics platform, two targets The LEGO MINDSTORMS EV3 robotics platform has been developed for two different target audiences. We have home users (children and hobbyists) and educational users (students and teachers). LEGO has designed a base set for each group, as well as several add on sets. There isn’t a clear line between home users and educational users, though. It’s fine to use the Education set at home, and it’s fine to use the Home Edition set at school. This article aims to clarify the differences between the two product lines so you can decide which

Let’s ban PowerPoint in lectures – it makes students more stupid and professors more boring

https://theconversation.com/lets-ban-powerpoint-in-lectures-it-makes-students-more-stupid-and-professors-more-boring-36183 Reading bullet points off a screen doesn't teach anyone anything. Author Bent Meier Sørensen Professor in Philosophy and Business at Copenhagen Business School Disclosure Statement Bent Meier Sørensen does not work for, consult to, own shares in or receive funding from any company or organisation that would benefit from this article, and has no relevant affiliations. The Conversation is funded by CSIRO, Melbourne, Monash, RMIT, UTS, UWA, ACU, ANU, ASB, Baker IDI, Canberra, CDU, Curtin, Deakin, ECU, Flinders, Griffith, the Harry Perkins Institute, JCU, La Trobe, Massey, Murdoch, Newcastle, UQ, QUT, SAHMRI, Swinburne, Sydney, UNDA, UNE, UniSA, UNSW, USC, USQ, UTAS, UWS, VU and Wollongong.

Logic Analyzer with STM32 Boards

https://sysprogs.com/w/how-we-turned-8-popular-stm32-boards-into-powerful-logic-analyzers/ How We Turned 8 Popular STM32 Boards into Powerful Logic Analyzers March 23, 2017 Ivan Shcherbakov The idea of making a “soft logic analyzer” that will run on top of popular prototyping boards has been crossing my mind since we first got acquainted with the STM32 Discovery and Nucleo boards. The STM32 GPIO is blazingly fast and the built-in DMA controller looks powerful enough to handle high bandwidths. So having that in mind, we spent several months perfecting both software and firmware side and here is what we got in the end. Capturing the signals The main challenge when using a microcontroller like STM32 as a core of a logic analyzer is dealing with sampling irregularities. Unlike FPGA-based analyzers, the microcontroller has to share the same resources to load instructions from memory, read/write the program state and capture the external inputs from the G