http://perempuanditamandzikir.wordpress.com/2010/04/08/mengenal-antiseptik
Antiseptik berasl dari bahasa Yunani yang secara singkat berarti kuman.
Senyawa itu digunakan pada jaringan hidup atau kulit untuk mengurangi
kemungkinan infeksi atau berkembangnya kuman. Harus dibedakan antara
antiseptik dengan antibiotik yang berperan untuk membunuh kuman di dalam
tubuh dan desinfektan, yaitu senyawa yang membunuh kuman dari benda
mati. Beberapa jenis antibiotik ada yang berperan membunuh bakteri, ada
juga yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri.
Rivanol
Adalah zat kimia(etakridinlaktat) yang mempunyai sifat
bakteriostatik(menghambat pertumbuhan kuman). Biasanya lebih efektif
pada kuman gram positif daripada gram negatif. Sifatnya tidak terlalu
menimbulkan iritasi dibandingkan dengan povidon iodin. Antiseptik
tersebut sering digunakan untuk membersihkan luka. Rivanol lebih bagus
untuk mengompres luka atau mengompres bisul, sedangkan povidon iodin
lebih bagus untuk mencegah infeksi.
Serbuk rivanol berwarna kuning dengan konsentrasi sekitar 0,1% berperan
dalam membunuh bakteri, namun tidak dapat digunakan untuk mengatasi
kuman jenis tuberkolusis. Dengan demikian tidak efektif untuk mengatasi
infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman tuberkolusis.
Rivanol juga tidak dapat digunakan untuk mengatasi virus. Kegunaan
antiseptik itu untuk membersihkan luka borok dan bernanah. Salah satu
penggunaannya adalah untuk melakukan rendam duduk pada penderita bisul
yang berada di dekat anus. Rivanol digunakan bila luka tidak terlalu
kotor, dengan menggunakan kassa tutup luka tersebut. Jika luka sangat
kotor, sebaiknya bersihkan dulu dengan air mengalir, dan pemilihan
penggunaan antiseptik adalah dengan povidon iodin.
Alkohol
Merupakan jenis antiseptik yang cukup poten. Bekerja dengan cara
menggumpalkan protein, struktur penting sel yang ada pada kuman,
sehingga kuman mati. Kulit manusia biasanya tidak terpengaruh oleh
alkohol, sehingga kulit tidak mengalami penggumpalan protein. Keuntungan
lain alkohol adalah kemampuannya dalam mematikan kuman dengan cara
meracuni, bukan melarutkan, sehingga relatif aman untuk kulit.
Tidak semua kuman mati dengan pemberian alkohol, namun setidaknya
alkohol dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan kuman. Alkohol
berperan dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakkan banyak jenis
mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Jenis
alkohol yang digunakan biasanya adalah jenis etil alkohol atau etanol,
dengan konsentrasi optimum 70%.
Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat tersebut pada kulit yang
terkelupas dapat menimbulkan rasa terbakar, sehingga sebaiknya
dihindari. Jangan salah menggunakan jenis metil alkohol atau dikenal
dengan metanol. Alkohol jenis itu biasanya digunakan dalam industri dan
tidak boleh digunakan sebagai antiseptik, karena dosis rendahnya saja
dapat mengakibatkan masalah penglihatan dan gangguan saraf.
Povidon Iodin
Merupakan kelompok obat antiseptik yang dikenal dengan iodophore,
biasanya orang mengenalnya sebagai betadine. Zat kimia itu bekerja
secara perlahan mengeluarkan iodine, antiseptik yang dapat berperan
dalam membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman seperti bakteri, jamur,
virus, protozoa, atau spora bakteri. Terdapat berbagai bentuk sediaan
betadine.
Misalnya betadine yang dicampur dengan solusi alkohol, biasanya
digunakan untuk pembersih kulit sebelum tindakan operasi. Sedangakan
pada kondisi teradapat darah atau nanah, dan jaringan yang mati,
betadine masih memiliki efek jika warnanya masih tampak. Sehingga jika
luka diberikan betadine, dan masih muncul nanh, artinya pembersihan luka
menggunakan betadine harus diulang kembali.
Betadine tidak boleh digunakan jika terbukti alergi terhadap yodium.
Tanda alergi di antaranya kulit menjadi merah, bengkak, atau terasa
gatal. Penggunaan yang sering dan terus-menerus harus dihindari jika
pada saat yang bersamaan penderita juga mengkonsumsi obat lithium
(biasanya mereka yang mengalami gangguan jiwa).
Seseorang yang sedang mengalami masalah dengan kelenjat tiroid dan perlu
melakukan pemeriksaan kadar yodium dalam tubuh sebaiknya menghindari
penggunaan betadine. Yodium yang terserap, kemungkinan dapat mengaburkan
kadar pasti yodium di dalam tubuh. Padahal kadar tersebut diperlukan
untuk menentukan terapi yang diberikan. Antiseptik jenis ini memiliki
keunggulan dengan antiseptik jenis lain, karena jenis kuman yang dapat
diatasi variasiny lebih banyak.
Antiseptik yang mengandung merkuri
Di antaranya adalah sublimat dan merkurokrom (obat merah). Sublimat
berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, selain itu juga
berguna untuk mencuci luka. Senyawa itu merangsang kulit dan sering
menimbulkan alergi. Karena mengandung merkuri, sebaiknya menghindari
penggunaan obat tersebut. Karena merkuri diyakini dapat mengakibatkan
berbagai jenis efek samping yang serius.
Merkurokrom (obat merah) dahulu sering digunakan, karena dapat
mempercepat keringnya luka. Di luar negeri obat merah sudah dilarang
karena mengandung merkuri dan berbahaya untuk tubuh. Hal tersebut yang
harus diperhatikan. Jika masih ada yang menggunakan obat itu sebaiknya
segera dihentikan. Selain itu manfaatnya dalam menghambat perkembangan
bakteri juga lemah.
Hidrogen Peroksida
Digunakan dalam kadar 6% untuk membersihkan luka. Dalam kadar 1-2%
biasanya digunakan untuk keperluan membersihkan luka yang sering terjadi
di rumah. Misalnya terkena pisau, atau luka lainnya. Efek samping
penggunaan hidrogen peroksida, dapat menimbulkan jaringan parut setelah
luka sembuh. Selain itu bisa memperpanjang masa penyembuhan. Biasanya
digunakan untuk mengatasi jenis kuman anaerob atau yang tidak
membutuhkan oksigen. Hidrogen peroksida sebaiknya digunakan dengan air
mengalir dan sabun untuk menghindari paparan berlebihan pada jaringan
manusia.
Antiseptik berasl dari bahasa Yunani yang secara singkat berarti kuman.
Senyawa itu digunakan pada jaringan hidup atau kulit untuk mengurangi
kemungkinan infeksi atau berkembangnya kuman. Harus dibedakan antara
antiseptik dengan antibiotik yang berperan untuk membunuh kuman di dalam
tubuh dan desinfektan, yaitu senyawa yang membunuh kuman dari benda
mati. Beberapa jenis antibiotik ada yang berperan membunuh bakteri, ada
juga yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri.
Rivanol
Adalah zat kimia(etakridinlaktat) yang mempunyai sifat
bakteriostatik(menghambat pertumbuhan kuman). Biasanya lebih efektif
pada kuman gram positif daripada gram negatif. Sifatnya tidak terlalu
menimbulkan iritasi dibandingkan dengan povidon iodin. Antiseptik
tersebut sering digunakan untuk membersihkan luka. Rivanol lebih bagus
untuk mengompres luka atau mengompres bisul, sedangkan povidon iodin
lebih bagus untuk mencegah infeksi.
Serbuk rivanol berwarna kuning dengan konsentrasi sekitar 0,1% berperan
dalam membunuh bakteri, namun tidak dapat digunakan untuk mengatasi
kuman jenis tuberkolusis. Dengan demikian tidak efektif untuk mengatasi
infeksi kulit yang disebabkan oleh kuman tuberkolusis.
Rivanol juga tidak dapat digunakan untuk mengatasi virus. Kegunaan
antiseptik itu untuk membersihkan luka borok dan bernanah. Salah satu
penggunaannya adalah untuk melakukan rendam duduk pada penderita bisul
yang berada di dekat anus. Rivanol digunakan bila luka tidak terlalu
kotor, dengan menggunakan kassa tutup luka tersebut. Jika luka sangat
kotor, sebaiknya bersihkan dulu dengan air mengalir, dan pemilihan
penggunaan antiseptik adalah dengan povidon iodin.
Alkohol
Merupakan jenis antiseptik yang cukup poten. Bekerja dengan cara
menggumpalkan protein, struktur penting sel yang ada pada kuman,
sehingga kuman mati. Kulit manusia biasanya tidak terpengaruh oleh
alkohol, sehingga kulit tidak mengalami penggumpalan protein. Keuntungan
lain alkohol adalah kemampuannya dalam mematikan kuman dengan cara
meracuni, bukan melarutkan, sehingga relatif aman untuk kulit.
Tidak semua kuman mati dengan pemberian alkohol, namun setidaknya
alkohol dapat berperan dalam menghambat pertumbuhan kuman. Alkohol
berperan dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangbiakkan banyak jenis
mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Jenis
alkohol yang digunakan biasanya adalah jenis etil alkohol atau etanol,
dengan konsentrasi optimum 70%.
Harus diperhatikan bahwa penggunaan obat tersebut pada kulit yang
terkelupas dapat menimbulkan rasa terbakar, sehingga sebaiknya
dihindari. Jangan salah menggunakan jenis metil alkohol atau dikenal
dengan metanol. Alkohol jenis itu biasanya digunakan dalam industri dan
tidak boleh digunakan sebagai antiseptik, karena dosis rendahnya saja
dapat mengakibatkan masalah penglihatan dan gangguan saraf.
Povidon Iodin
Merupakan kelompok obat antiseptik yang dikenal dengan iodophore,
biasanya orang mengenalnya sebagai betadine. Zat kimia itu bekerja
secara perlahan mengeluarkan iodine, antiseptik yang dapat berperan
dalam membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman seperti bakteri, jamur,
virus, protozoa, atau spora bakteri. Terdapat berbagai bentuk sediaan
betadine.
Misalnya betadine yang dicampur dengan solusi alkohol, biasanya
digunakan untuk pembersih kulit sebelum tindakan operasi. Sedangakan
pada kondisi teradapat darah atau nanah, dan jaringan yang mati,
betadine masih memiliki efek jika warnanya masih tampak. Sehingga jika
luka diberikan betadine, dan masih muncul nanh, artinya pembersihan luka
menggunakan betadine harus diulang kembali.
Betadine tidak boleh digunakan jika terbukti alergi terhadap yodium.
Tanda alergi di antaranya kulit menjadi merah, bengkak, atau terasa
gatal. Penggunaan yang sering dan terus-menerus harus dihindari jika
pada saat yang bersamaan penderita juga mengkonsumsi obat lithium
(biasanya mereka yang mengalami gangguan jiwa).
Seseorang yang sedang mengalami masalah dengan kelenjat tiroid dan perlu
melakukan pemeriksaan kadar yodium dalam tubuh sebaiknya menghindari
penggunaan betadine. Yodium yang terserap, kemungkinan dapat mengaburkan
kadar pasti yodium di dalam tubuh. Padahal kadar tersebut diperlukan
untuk menentukan terapi yang diberikan. Antiseptik jenis ini memiliki
keunggulan dengan antiseptik jenis lain, karena jenis kuman yang dapat
diatasi variasiny lebih banyak.
Antiseptik yang mengandung merkuri
Di antaranya adalah sublimat dan merkurokrom (obat merah). Sublimat
berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur, selain itu juga
berguna untuk mencuci luka. Senyawa itu merangsang kulit dan sering
menimbulkan alergi. Karena mengandung merkuri, sebaiknya menghindari
penggunaan obat tersebut. Karena merkuri diyakini dapat mengakibatkan
berbagai jenis efek samping yang serius.
Merkurokrom (obat merah) dahulu sering digunakan, karena dapat
mempercepat keringnya luka. Di luar negeri obat merah sudah dilarang
karena mengandung merkuri dan berbahaya untuk tubuh. Hal tersebut yang
harus diperhatikan. Jika masih ada yang menggunakan obat itu sebaiknya
segera dihentikan. Selain itu manfaatnya dalam menghambat perkembangan
bakteri juga lemah.
Hidrogen Peroksida
Digunakan dalam kadar 6% untuk membersihkan luka. Dalam kadar 1-2%
biasanya digunakan untuk keperluan membersihkan luka yang sering terjadi
di rumah. Misalnya terkena pisau, atau luka lainnya. Efek samping
penggunaan hidrogen peroksida, dapat menimbulkan jaringan parut setelah
luka sembuh. Selain itu bisa memperpanjang masa penyembuhan. Biasanya
digunakan untuk mengatasi jenis kuman anaerob atau yang tidak
membutuhkan oksigen. Hidrogen peroksida sebaiknya digunakan dengan air
mengalir dan sabun untuk menghindari paparan berlebihan pada jaringan
manusia.
Comments
Post a Comment